Koleksi - Sejarah-sosial-keagamaan

  • Krisis Legitimasi Politik Dalam Sejarah Pemerintahan di Aceh
    Di lihat3766 Kali

    Krisis Legitimasi Politik Dalam Sejarah Pemerintahan di Aceh

      BY admin

    Buku ini bermula dari disertasi yang berbicara tentang sejarah masa lampau Aceh hingga masa kini. Aceh Darussalam adalah salah satu kesultanan Melayu sejak abad ke-9 H./15 M. Sebelum Aceh Darussalam telah berdiri kerajaan Perlak, Pasai, Aru, Jaya, Lingga dan Pedir. Kerajaan-kerajaan tersebut selalu mendapat ancaman pihak asing, yaitu Portugis, hingga akhirnya dapat diselamatkan oleh kerajaan Aceh Darussalam. Sejak itu, kerajaan Islam ini menjadi kuat dan tersohor ke seluruh dunia. Banyak pedagang asing datang untuk berniaga dan mereka menjadikan Aceh tumpuan perdagangan dunia dan tempat yang sangat strategis di kawasan Asia Tenggara. Kesultanan Aceh mempunyai tempat tersendiri di dunia Islam sebagai kesultanan yang kuat dan berani menantang Portugis. Di samping itu, Aceh adalah kawasan yang sangat strategis untuk timur dan lautan Hindia di pesisir barat. Oleh karena itu, perebutan kekuasaan untuk menguasai kerajaan ini menjadi bagian sejarah yang panjang dengan corak dan gayanya yang tersendiri.

    ‘Krisis legitimasi’ dalam konteks Aceh, dalam batas tertentu mungkin adalah kontradiksi dan ironi sejarah. Karena, pada segi lain, sejarah Aceh adalah amalgamasi ‘kegemilangan’ historis baik politik maupun intelektual di masa Kesultanan. Aceh di masa sultan Iskandar Muda adalah salah satu di antara kerajaan-kerajaan terbesar dan terjaya baik secara politik maupun ekonomi di Nusantara. Kejayaan itu dalam batas tertentu masih bertahan pada masa Sultan Iskandar Sani dan empat Ratu secara berturut-turut. Inilah preseden historis yang tidak ternilai dalam hal posisi perempuan yang diberikan Aceh kepada kekayaan warisan Islam Indonesia; dan hanya setelah adanya fatwa dari Makkah yang menyatakan ‘haram’ bagi perempuan untuk menjadi ‘pemimpin entitas politik Islam, kekuasaan Sultanah berakhir.

    Dalam buku ini dituliskan secara sistematis mulai dari latar belakang kerajaan Aceh Darussalam, geografis, asal usul bangsa Aceh, perundang-undangan Aceh, krisis legitimasi habernas dan pemerintahan Aceh, krisis legitimasi di orde lama, serta krisis legitimasi di orde baru. Sehingga buku ini layak untuk menjadi bukti hipotesis yang menyatakan bahwa penyebab utama terjadinya krisis legitimasi di Aceh adalah faktor kekuasaan yang dilatarbelakangi oleh ideologi dan sejarah yang berhubungan dengan sistem politik. Hipotesis ini berbeda dengan pandangan Habernas yang menyatakan bahwa faktor utama penyebab legitimasi adalah faktor ekonomi. (nda)

    PegarangRetno Kartini S.I., S.Psi PenerbitPuslitbang Lektur dan Khazanah Keagamaan ISBN- Tahun2010 Download Untuk mendownload file, Anda harus login LOGIN

Mitra