Menyamakan Persepsi Demi Peningkatkan Laju Kinerja - Serapan Anggaran

  Selasa, 15 Januari 2019 - 20:06 |   BY admin
Menyamakan Persepsi Demi Peningkatkan  Laju Kinerja - Serapan Anggaran

“Ingatlah…bukan tanah liat yang menghadirkan pahatan, melainkan bentukan sang seniman yang telah memahatkannya kepadanya.” Penggalan cetusan pemikiran orang bijak tersebut menemukan aktualisasinya dalam atmosfer suasana Pertemuan Perdana Para Peneliti LKKMO dengan Kapus beserta para pejabat struktural di Puslitbang LKKMO. Rapat dilaksanakan pada hari Senin, 14 Januari 2019 di ruang kerja Kapus LKKMO pada pukul 13.00 – 16.00 WIB.

Taufik selaku Kepala Tata Usaha dalam prolognya mengemukakan maksud utama pertemuan adalah membicarakan-mendiskusikan-memutuskan secara bersama segala hal-ikhwal persiapan pelaksanaan kegiatan 2019. Dalam hal ini peneliti merupakan motor-penggerak utama kegiatan aktivitas di LKKMO. Pada titik itulah letak urgensitas pelaksanaan pertemuan persiapan kegiatan 2019.

Dr. Muhammad Zain, Kapus Litbang LKKMO dalam arahannya mengajak civitas LKKMO agar berefleksi atas pengalaman tahun lalu sehingga mempunyai kesadaran bersama. Dari kesadaran tersebut diderivasikan semangat optimisme untuk bergerak bersama dan maju bersama demi peningkatan laju kinerja dan serapan anggaran tahun 2019. Salah satu bentuk perwujudannya adalah bekerja dengan cepat, tepat, progresif dan agresif. Demikian penjelasan Zain. Lebih jauh Kapus menguraikan secara mendetail hal-hal yang patut mendapat perhatian bersama.

Pertama, memastikan RKA-KL 2019 agar benar-tepat dan memenuhi logika rasionalitas anggaran sehingga tidak ada lagi anggaran yang diblokir. Berkaitan dengan RKA-KL berdasarkan hasil Rapim disepakati agar dalam pelaksanaan riset mengikuti Peraturan Kabadan No 42 tahun 2018 tentang riset kategori penugasan dan kompetitif. Keduanya dapat dilakukan secara perorangan atau berkelompok. Kedua, laporan-laporan kegiatan 2018 agar dikumpulkan karena pemeriksa akan segera masuk untuk melakukan audit kinerja. Kesiapan laporan yang baik merupakan perwujudan kualitas pelaksanaan kegiatan. Terkait dengan kegiatan para Kabid diminta membuat kalender jadwal dan matriks kegiatan 2019 dan sedapat mungkin (dengan sekuat tenaga) dipatuhi dengan harapan agar capaian kinerja dapat lebih tinggi dari tahun lalu. Harapannya tahun ini serapan anggaran dapat mencapai di atas 90 persen. Ketiga, Kapus meminta agar hal-hal yang sudah rutin dilaksanakan agar dikerjakan dengan lebih “agresif”. Maksudnya terkait manuskrip. Ribuan manuskrip yang sudah dimiliki agar diolah, dimanfaatkan atau dibuat menjadi sebuah tulisan (bahan bacaan) atau diterjemahkan sehingga menjadi lebih berdaya guna bagi khalayak luas. Hal ini telah dikerjakan oleh Prof Hanri Chambert Loir mengadakan penelitian terhadap naskah haji yang ditulis oleh orang non-ulama. Pada akhir arahannya disampaikan agenda kegiatan Rakor akan dilaksanakan pada tanggal 28-30 Januari  di Yogyakarta.

Selanjutnya terjadi proses tanya jawab peserta rapat. Persoalan-persoalan yang mencuat dalam sesi tanya jawab adalah penelitian berbasis luaran dan proses, usulan rupa-rupa kegiatan yang perlu dilaksanakan, sarana-prasarana, dan penataan ruang kerja dan smoking-room. Berikut akan dipaparkan diskusi masing-masing topik.

Riset Berbasis Luaran – Proses

Rahma Husein pertama mengajukan pertanyaan terkait dengan judul-judul kegiatan yang pernah diberikan kepada Kabid untuk kegiaan riset berbasis luaran. Apakah hal tersebut dapat menjadi riset penugasan? dan berapa besarnya biaya yang disediakan untuk kegiatan-kegiatan dalam “rumah” tematik tersebut? Fakhriati menambahkan apa perbedaan antara Riset berbasis luaran dan riset berbasis proses?

Kabid satu (Dr. Nurman) memberikan respons bahwa ada 14 judul kegiatan yang diterima. Beberapa sudah lengkap dengan RAB. Kegiatan tersebut tidak dapat diajukan menjad riset berbasis luaran lagi karena prosesnya sudah lewat dan kita belum menetapkan tim reviewer seperti yang ada pada bidang tiga. Mungkin beberapa kegiatan dapat dilihat kembali disesuaikan dengan ruang “rumah” yang ada dalam RKA-KL untuk dijadikan riset penugasan yang dapat dilaksanakan secara pribadi atau berkelompok. Misalnya kegiatan tematik sifatnya fleksibel, dapat kita isi beberapa kegiatan di dalamnya. Hal yang paling membedakan riset berbasis luaran dan proses adalah dalam hal tahapan-tahapannya. Riset berbasis proses tahapannya panjang, sementara riset berbasis luaran relative lebih singkat.

Kabid 3 (Dr. Asroi) memberikan klarifikasi dan penegasan bahwa tim reviewer yang sudah ada itu untuk LKKMO dan bukan hanya untuk bidang tertentu saja. Hal lain yang perlu dipastikan/dikonfirmasikan adalah apakah pengelompokkan riset dari by process menjadi by output (luaran) bermasalah atau tidak dalam RKA-KL? Selain itu Kabid 3 menyampaikan terkait adanya perubahan dalam anggaran, saat ini DJA memblokir semua ATK-Perlengkapan. Fullday ATK 150 ribu Biaya pembuatan spanduk sudah tidak ada lagi kecuali untuk kegiatan besar. Regulasi tertulis SBM 250 ribu. Regulasi tertulis kalah dengan kebijakan yang tidak tertulis. Dede Burhanudin menyambung pertanyaan bagaimana dengan biaya penggandaan bahan-makalah? KTU menegaskan bahwa anggaran untuk fotocopy bahan masih ada, dan standar biaya hotek tidak berubah.

Kapus : menambahkan bahwa untuk riset kompetitif tidak mungkin lagi dilakukan karena proses pengajuan SK-nya sudah lewat karena menurut aturannya pembuatan SK pada bulan Desember tahun sebelumnya. Sekarang ini kita perlu melakukan kreativitas dan lebih progresif dengan bekerja sesuai dengan tiga prinsip kerja LKKMO tahun 2019, yakni futuristik, responsive dan prosperity. Salah satu contoh perwujudannya adalah lewat kegiatan yang diperintahkan langsung oleh Menteri Agama, yaitu melakukan riset tentang dinamika penerjemahan Al-Quran ke dalam bahasa daerah. Riset ini compatible dengan bidang khazanah keagamaan. Kegiatan yang dapat dilakukan adalah sayembara penulisan katalog naskah keagamaan, riset tentang naskah Jemaah haji, folklore, kaleidoskop, dan lain sebagainya. Fokusnya adalah meningkatkan kreativitas bekerja agar serapan dapat bergerak lebih cepat.  Ali melanjutkan diskusi dengan mengajukan pertanyaan terkait postur RKA-KL yang sudah ada. Apakah dimunginkan untuk melakukan perubahan dalam arti membuat kegiatan yang baru/menambah output? Atau kita hanya melakukan penyesuaian-penyesuaian dengan ruang yang sudah ada dalam RKA-KL? Misalnya pernerjemahan karya ulama nusantara dalam RKA-KL belum ada yang ada kajian tematik nusantara. Kegiatan penerjemahan tersebut dapat menjadi kegiatan tersendiri selain yang sudah ada? Persoalan tersebut langsung direspon oleh Kapus dengan pernyataan bahwa usulan kegiatan tersebut dapat diatur-disesuaikan untuk dimasukkan ke dalam pos-pos yang ada slotnya.

Usulan Rupa-rupa Kegiatan 2019

Choirul Fuad Yusuf, Ahli Peneliti Utama “menggiring” pemikiran peserta rapat untuk memokus pada program yang seharusnya dilaksanakan pada tahun 2019 ini, Berdasarkan tiga prinsip kerja LKKMO 2019 yang futuristik, responsif dan bersejahtera (futuristic, responsive & prosperous based programs), maka  ada sejumlah program prioritas.  

  1. Pelanjutan Program tahun Sebelumnya, yang meliputi : (i) Ensiklopedi Seni Budaya Keagamaan (Encyclopedia of the Nusantara Religious Art &  Culture), (ii) Ensiklopedi Folklor Nusantara (Encyclopedia of Nusantara Religious Folklore), dan   Kaleidoskop Jejak Langkah Kementerian Agama sejak 1946-2017, (iv) penerbitan produk-produk penelitian dan pengembangan Puslitbang LKKMO tahun-tahun sebulumnya.

Dalam bidang penelitian, tahun 2019 hendak melaksanakan penelitian-penelitian berikut:

  1. Program Penelitian Lanjutan, berupa : (1) Penelitian/Penilaian Buku Teks Pendidikan Agama pada Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah, (2) Penelitian/Penulisan buku Sejarah Kesultanan, (3) Pengembangan manuskrip melalui program reproduksi isi manuskrip sesuai dengan kebutuhan segmen.
  2. Program Penelitian Baru, diantaranya :  (1) Penelitian/Penulisan Sejarah Islamisasi di Afrika Selatan (Islamization Dynamics in South Africa: a Historical Tracing of the Role of Hassanudin), (2) Penelitian Lektur Keagamaan Jemaah Haji di Saudi Arabia yang memokus, diantaranya pada aspek buku manasik apa yang dipergunakan jamaah haji (Penerbit, bahasa, format, gaya, volume, dsb), buku Keagamaan apa yang dibacaPreferensi buku apa yang diminati jamaah haji? (buku yang diinginkan-tema, bahasa, ketebalan, gaya bahasa), (3) Preferensi Buku Keagamaan Generasi Milenial (tema, format, bahasa, gaya tulisan, volume/ketebalan), (4) Benchmarking Penguatan pengembangan buku digital (Benchmarking of Digital Book Publication Development), (5) Penelitian-Survei Trend Perkembangan Budaya Keagamaan Era Milenial, yang bertujuan malakukan pemetaan dan analisis kecenderungan perkembangan khazanah keagamaan pada generasi milenial, dan (6) Dinamika Penerjemahan Al-Quran Bahasa Daerah. Program penelitian dan penulisan ini bertujuan untuk mendeskripsikan-mengungkapkan proses penerjemahan Al-Quran Bahasa Daerah sejak persiapan hingga peluncuran, diantaranya menyangkut variabel/aspek : (1) Urgensi penerjemahan Al-Quran bahasa daerah (Peningkatan pengamalan ajaran agama/Al-Qur’an, (2) Tujuan Penulisan, (3) Target, (4) Manfaat, (5) Proses penerjemahan: (a) Pemilihan/penentuan bahasa daerah mana yang akan menerjemahkan?, (b) Penentuan Lembaga mana yang kredibel, (c) Penentuan kriteria/kompetensi penerjemah, (d) Penyusunan SOP penerjemah, (e) Proses dinamis penerjemahan: (i) Perdebatan penerjemahan ayat-ayat tertentu, (ii) Perdebatan interen pemilihan subsidi-bahasa daerah, (iii) Kesulitan koordinasi, (iv) Kurang memadainya honor penerjemahan, (v) Tanggungjawab kualitas penerjemah dan Puslitbang, (vi) Kesulitan dalam pelaksanaan proses layout yang bermuatan lokal, (viii) Prosesi peluncuranterjemahanAl-Quran Bahasa Daerah.

 

  1. Program pengembangan Puslitbang LKKMO, diantaranya : (1) Promosi Khazanah Keagamaan. Tujuan dan Manfaat program promosi ini, diantaranya  adalah : memperkenalkan khazanah keagamaan baik di tingkat lokal maupun internasional, memotivasi kebangkitan dan kesadaran pentingnya penguatan khazanah keagamaan nusantara untuk konservasi dan pengembangan khazanah show-up kekayaan khazanah keagamaan pada tataran nasional dan global. Bentuk promosinya, diantaranya : pameran produk Puslitbang plus produk budayanusantara (dari Lembaga lain, untuk pameran internasional) ; Festival, atau membawa beberapa grup seni budaya khazanah.

Lokasi : Korea, Thailand, Belanda.

Obyek Promosi : Cari tarian nusantara bernuansa religi yang bagus ; produk Puslitbang Lektur – cetakan dan non-cetak.

Target : terwujudnya buku berisi trend preferensi (kegemaran) keinginan (aspirasi) budaya keagamaan yang harus dikembangkan generasi masa depan; terwujudnya model pengembangan khazanah keagamaan masa depan.

Manfaat : Mengakomodir kebutuhan khazanah keagamaan generasi masa depan untuk penguatan NKRI.

Pelaksana : kolaborasi bidang 1, 2, dan 3.

 

Terakhir Fuad, menyatakan persetujuannya akan perlunya dibuat jadwal dan matrik kegiatan mengacu pada Renstra Kemenag dan Renstra Puslitbang sehingga ada barometer yang dapat dilihat terkait arah pelaksanaan pekerjaan.

 

Sarana-Prasarana:

Ridwan Bustamam menyoal tentang ketidakberadaan atau ketiadaan sarana-sarana pokok-penting-penunjang dalam pelaksanaan pekerjaan sebagai peneliti. Pertama diungkapkan dan ditegaskan akan sarana utama dan pertama untuk dapat “memulai” pekerjaan, yaitu SK dan Jadwal yang sampai sekarang belum menampakkan wujudnya. Berikutnya adalah ketiadaan sarana sebagai “kendaran” untuk dapat meningkatkan “agresivitas” dalam bekerja. Bagaimana kita mau bekerja maksimal sementara kantor tidak menyediakan sarananya? Laptop, PC, Kamera, Printer, hard-disk external tidak ada. Peneliti serba swadaya sendiri. Untuk kegiatan digitalisasi naskah jangan terlalu banyak berharap karena kita tidak dapat berbuat lebih jauh karena tidak ditunjang fasiltas. Modal utama mendigital kamera, laptop hardisk-external tidak kita punya. Demikian ungkapan Ridwan.

Taufik selaku KTU memberikan respons bahwa saat ini sedang diadakan inventarisasi ulang seluruh BMN yang ada di LKKMO, barang yang rusak akan diperbaiki jika masih memungkinkan. BMN sudah meminta daftar barang-barang yang kita butuhkan, tetapi harap bersabar sebab tidak mungkin tahun ini dapat dipenuhi, karena menunggu proses pengadaan tahun depan. Tahun ini merupakan proses perencanaan saja. Selain itu kita diminta juga membuat daftar kebutuhan kertas dan toner untuk satu tahun.

Asep Saefullah juga memberikan catatan kritis terkait kondisi sarana yang memperihatinkan di LKKMO. Hal pertama perlu dipastikan adalah agar barang-barang yang sudah rusak, hilang, dan sudah dikembalikan dipastikan barang-barang tersebut sudah dihapus dalam daftar inventarisasi BMN. Pengalaman membuktikan ada laptop sudah lama hilang, bahkan surat kehilangan dari polisi sudah diserahkan ke secretariat tapi nama barang tersebut masih tercantum dalam daftar inventaris BMN. KTU perlu melakukan konfirmasi dengan pihak BMN, mungkin saja dalam daftar mereka masih tercantum ada banyak barang-barang di LKMMO padahal kondisinya sudah rusak atau bahkan sudah dikembalikan. Hal lain yang diungkapkan oleh Asep adalah terkait pembagian kegiatan dan reposisi peneliti. Sementara ini peneliti mengikuti pola 2018 karena sampai sekarang belum jelas posisi masing-masing peneliti. Apakah ada pembagian kegiatan ke bidang-bidang, atau polanya seperti apa? Terkait reposisi peneliti, karena setidaknya ada dua orang yang datang ke LKKMO. Ini terkait dengan proses kerja. Kepada siapa saya berkordinasi. Kalau ada SK, jadwal dan pembidangan itu akan mempercepat proses kerja kita.

Kapus mengakui permintaan akan sarana-sarana tersebut sudah dikemukakan berkali-kali dalam Rapim tetapi sampai sekarang belum juga terwujud. Kapus memberikan solusi agar bisa lepas dari kemelut sarana yang tidak memadai. Solusinya adalah menyewa peralatan yang dibutuhkan demi peningkatan kualitas dan kinerja tahun 2019, berlangganan indihome agar jaringan wifi dapat bekerja maksimal. Serta merta Kapus meminta sumbang saran cara yang tepat meminta ke sekretariat agar dapat dipenuhi. Mungkin saja mereka kurang paham akan kondisi dan pekerjaan dunia peneliti. Oleh karena itu kita perlu membuat sebuah ulasan-analisis tentang tugas dan pekerjaan peneliti berdasarkan peraturan yang berlaku sehingga dapat menjelaskan secara utuh apa tugas dan tanggung jawab peneliti dan instansi tempat peneliti bekerja. Selain itu, diungkapkan usaha untuk meningkatkan kinerja LKKMO selain permintaan sarana prasarana adalah meminta kepada Pendis layanan tentang E-Book, jurnal dalam berbagai tema seperti science, dll dengan maksud untuk memperkaya literatur sebagai bahan untuk peneliti dalam membuat tulisan karya ilmiah.

Fuad Yusuf memberikan penegasan bahwa ada aturan yang menegaskan pekerjaan sebagai peneliti. Peneliti adalah pekerjaan profesional, maka intansi berkewajiban untuk melindungi, menunjang, melengkapi, membiayai. Menyiapkan segala sarana itu adala tugas kantor.

 

 

Tata ruang Kerja

Topik lain yang mengemuka dalam rapat adalah persoalan tata ruang kerja yang belum manusiawi dan belum ramah terhadap kesehatan. Perlu dipikirkan agar disediakan ruang untuk mereka yang masuk kategori perokok dan orang yang tidak perokok. Hal ini penting demi menjaga kesehatan bersama. Selain itu Fakhriati juga bertanya tentang pembidangan. Apakah dimungkinkan bidang lektur dan khazanah bekerja bareng karena wilayah kerjanya beririsan? Terakhir Fakhriati mengusulkan agar ada regenerasi untuk kepengurusan pengelolaan Jurnal Lektur dan Heritage, mengingat adanya lulusan Doktoral yang baru.

 

Persoalan “pengasapan” cukup menarik perhatian peserta rapat, spontan terjadi colloquium yang sangat dinamis dan cair antara perokok dan non-perokok. Masing-masing pihak seolah meminta saling menghargai eksistensinya. Adalah Ahmad Yunani tampil dengan reasoning-nya mengatakan alasan fundamental pentingnya “pengasapan” tersebut sebagai pemicu-pengundang keluarnya “insight”-inspirasi atau ide-ide genial dari kedalaman pemikiran. Ide-ide kami keluar di ruang “pembaptisan” ketika sedang mengobarkan nafas kehidupan. Demikian penggalan pernyataan Ahmad Yunani.

 

Kapus memberikan respons terhadap pertanyaan Fakhriati. De facto memang ada keteririsan wilayah pekerjaan antara bidang Lektur dan khazanah keagamaan. Karena itu sangat dimungkinkan kalau ada pekerjaan dilaksanakan secara bersama-sama. Misalnya penilaian buku, pendirian pusat kajian manuskrip nusantara. Terkait tentang regenerasi akan dipikirkan dengan matang sesuai dengan kompetensi masing-masing. Reposisi staff sedang dalam proses pembuatan dilakukan sesuai dengan pemilihan bidang kepakaran masing-masing. Dalam waktu dekat akan segera diterbitkan. Tidak banyak yang mengalami perubahan. Soal tindakan merokok, Kapus menghimbau agar tidak merokok di ruang kerja yang bukan merupakan smoking-room, dan dianjurkan agar merokok di lantai 21 atau di kantin.

 

Di penghujung pertemuan Kapun menitipkan pesan agar memberikan sumbangan ide-ide pemikiran terkait pendirian pusat kajian manuskrip nusantara, penilaian buku, apakah perlu dibuat menjadi gugus tugas tersendiri setara eselon II. Persoalan tersebut perlu dipikirkan dari sekarang sekaligus direnungkan  nomen klatur yang sesuai. Sekali lagi Kapus menegaskan dan meminta perhatian KTU agar bulan Januari sudah ada kegiatan yang dapat dilakukan agar ada serapan anggaran. Taufik memberikan respons sedang berusaha merealisasikan kegiatan bulan Januari, termasuk persiapan Rakor. In last minute Kabid II (Yassin R) mengajukan pertanyaan : “Apakah besok sudah dapat melakukan revisi kegiatan?” Kapus memberikan jawaban persetujuan, serta meminta agar semuanya bergerak cepat mempersiapkan segala keperluan untuk pelaksanaan program 2019. Semoga serapan dapat mencapai di atas 90 persen. Rapat ditutup pada pukul 16.05. WIB oleh Kapus LKKMO. (AS)

Mitra