Kemitraan Puslitbang LKKMO dengan Prof. Aria Nakissa

  Senin, 21 Mei 2018 - 13:37 |   BY admin
Kemitraan Puslitbang LKKMO dengan Prof. Aria Nakissa

Jakarta (21 Mei 2018). Puslitbang Lektur Khazanah Keagamaan, dan Manajemen Organisasi (LKKMO) kedatangan tamu Prof. Aria Nakissa. Beliau adalah muslim dari negeri Paman Sam, profesor muda jebolan Harvard University yang sarat dengan pengetahuan dan wawasan terutama berkaitan dengan antropologi karena background pendidikannya lebih banyak berkecimpung dalam hal itu. Sebagai ilmuwan muda yang kaya dengan ilmu seperti ushul fiqh, sejarah Islam, antropologi, dan hak azasi manusia, beliau dipercaya mengajar bidang tersebut pada perguruan tinggi di negaranya.

Dalam obrolan, Kapuslitbang LKKMO Muhammad Zain menyambut baik kehadiran Prof. Aria dalam rangka membangun komunikasi dan kemitraan untuk kemajuan keilmuan. Dilanjutkan dengan beberapa penjelasan dari peneliti senior Puslitbang LKKMO Choirul Fuad Yusuf tentang sejarah agama-agama di Indonesia.  Senyum Prof. Aria dalam obrolan sederhana menunjukkan kehangatan dan antusiasme berbincang tentang Islam Indonesia. Dalam bahasa Inggris, Prof. Aria menceritakan berbagai pengalamannya diselingi dengan Bahasa Arab yang sangat fasih. Kemampuan Bahasa Arab menurutnya dipelajari selama 20 tahun terutama dalam menggali ilmu-ilmu keislaman. Menurutnya, ia tertarik dengan Islam di Indonesia yang memiliki corak tersendiri sehingga kemudian mendorongnya mempelajarai Islam Nusantara, berbagai budaya dan ciri khas umat Islam Indonesia dengan berkunjung ke berbagai daerah seperti Yogyakarta, Bandung, Aceh dan beberapa tempat lainnya.

Kunjungan selama kurang lebih 3 bulan di Indonesia untuk kepentingan riset tentang Islam dan hak azasi manusia, ia sempatkan mampir ke Puslitbang LKKMO dan bertukar pengetahuan dengan Kapuslitbang LKKMO. Ia menyatakan kesiapannya berdiskusi dalam berbagai bentuk pertemuan bahkan secara tegas bersedia menjadi mitra bestari untuk jurnal di Puslitbang LKKMO ketika ditawari oleh Kapus. Ketika dijelaskan kecilnya honor sebagaimana standar di Indonesia, ia menyatakan bahwa money is not everything, baginya tidak berpikir honor/insentif tapi yang terpenting adalah bisa berbagi dan membantu sesama. (IA)

Mitra