Benchmarking Puslitbang Lektur Ke Luar Negeri: Upaya Wujudkan Diplomasi Berbasis Khazanah Keagamaan Nusantara

  Selasa, 1 Mei 2018 - 16:40 |   BY admin
Benchmarking Puslitbang Lektur Ke Luar Negeri: Upaya Wujudkan Diplomasi Berbasis Khazanah Keagamaan Nusantara

Indonesia sebagai negara religius memiliki warisan budaya keagamaan. Karena itu, menurut Menteri Agama, Lukman Hakim Saifuddin, nilai-nilai moderasi agama yang digali dari kearifan lokal perlu dikembangkan. Hal ini salah satunya melalui tinggalan budaya dan peradaban bangsa, baik tangible maupun intangible culture.

Mengacu kepada visi tersebut, Staf ahli Menteri Agama,  Oman Fathurrahman menyatakan khazanah keagamaan Nusantara tersebut belum terkoleksi dan tedokumentasikan dalam suatu infrastruktur yang terorganisir.

Dengan demikian, permasalahan inilah yang menjadi salah satu latar belakang  Puslitbang Lektur, Khazanah Keagamaan, dan Manajemen  Organisasi (LKKMO) mengadakan Benchmarking  ke institusi luar negeri. Kegiatan ini dimaksudkan untuk menemukan kunci dan rahasia sukses institusi asing dalam pengelolaan dan manajemen warisan khazanah budaya bangsa. Karena itu, pembahasan Desain Operasional (DO) diselenggarakan untuk mematangkan persiapan pelaksanaan Benchmarking ke luar negeri ini, Senin (30/4/2018), di Hotel Takes Mansion, Jakarta.

Dalam arahannya, Kepala Badan Litbang dan Diklat, Abdurrahman Mas'ud berharap agar benchmarking menghasilkan sebuah buku yang berisikan foto, cerita, kisah dan pengalaman selama perjalanan di luar negeri. Hal ini lebih bagus lagi dapat menghasilkan artikel untuk dimuat di jurnal nasional maupun internasional.

Sebelumnya, Kepala Puslitbang LKKMO, Muhammad Zain dalam sambutannya memaparkan bahwa benchmarking pada tahun 2018 dilaksanakan di Jerman, Jepang, dan India. Benchmarking ini dimaksudkan untuk menginventarisir bahan-bahan untuk pendirian pusat kajian manuskrip keagamaan nusantara dan database khazanah keagamaan nusantara. Selain itu benchmarking juga dimaksudkan untuk membuka jaringan dan kerjasama dengan mitra-mitra luar negeri yang terkait penelitian dan pengembangan khususnya berkenaan pengelolaan warisan budaya. Upaya diplomasi budaya berbasis khazanah keagamaan nusantara pun diharapkan dapat diwujudkan.

Pembahasan DO Benchmarking ini dihadiri dan diikuti oleh peneliti Puslitbang LKKMO, Sekretariat Negara RI, Perpustakaan Nasional RI, LIPI, dosen dan media massa, yang antusias dalam diskusi dan sharing informasi dan pengalaman terkait proses pengurusan administrasi maupun pelaksanaan benchmarking.

Benchmarking ini merupakan langkah pengayaan wawasan dan praktik terbaik dalam rangka penyiapan bahan untuk pembangunan infrastruktur kelembagaan Puslitbang LKKMO, khususnya terkait pendirian “Pusat Kajian Manuskrip Keagamaan Nusantara” dan “Pangkalan Data (Database) Khazanah Keagamaan Nusantara”. Hasil Benchmariking ini diharapkan dapat memperkaya naskah akademik untuk pembangunan infrastruktur tersebut, demikian M. Zain menutup sambutannya. (NS/NK)

Mitra