Mesir Negeri dengan Tradisi Literasi

  Rabu, 25 April 2018 - 10:07 |   BY admin
Mesir Negeri dengan Tradisi Literasi

(Balitbang Diklat)---Badan Litbang Kementerian Agama, dalam hal ini Puslitbang Lektur, Khazanah Keagamaan, dan Manajemen Organisasi (PLKKMO) melakukan benchmarking dalam hal preservasi, penanganan dan pengkajian naskah ke negera Mesir. Kunjungan berlangsung selama enam hari, 30 Maret s.d 6 April 2018.

Benchmarking ini dilakukan terkait dengan gagasan Menteri Agama untuk mewujudkan Pusat Kajian Manuskrip Keagamaan di Indonesia, yang nantinya pusat kajian ini akan menghimpun semua naskah keagamaan yang ada di Indonesia dalam sebuah lembaga yang kokoh, baik secara akademik, institusional, maupun secara finansial.

Kegiatan ini mendapat apresiasi dari Atase Pendidikan dan Kebudayaan KBRI Kairo Dr. Usman Shihab yang menyatakan bahwa kerjasama dan studi banding Indonesia dengan Mesir dalam hal pengkajian manuskrip, baru kali ini dilakukan dan hanya oleh Kementerian Agama. Hanya saja beliau menyayangkan waktu persiapan dan kunjungan yang terlalu singkat hanya 6 hari, sedangkan lembaga yang dapat dikunjungi lebih dari 40-an, diduga semua lembaga itu punya karakteristik sistem dan manajemen yang berbeda-beda.

Kegiatan benchmarking ini dimaksudkan untuk mendapatkan satu pemahamanan dan pengetahuan tentang metode, penanganan dan pengkajian manuskrip, yang selanjutnya  diharapkan dapat diterapkan sebuah model dan sistem yang tepat dan sesuai dengan karakteristik kajian manuskrip di Indonesia dan khususnya manuskrip keagamaan oleh Kementerian Agama RI.

Dalam kaitan kegiatan benchmarking ini PLKKMO mengirim dua orang penelitinya untuk meninjau dan melihat langsung model dan penerapan sistem penanganan manuskrip di Mesir. Mengingat terbatasanya waktu maka dalam kegiatan ini tim Mesir dengan dibantu oleh Defri Ramadani memilih, dan menetapkan 4 lembaga yang dikujungi yaitu : Ma’had al Makhtuth Al Arabiyah, Markaz Al Makhtuth Al Islamiyah, dan Darul Kutub Al misriyah ketiganya di Kairo, dan satu lagi Maktabah Al Jamiah Al Iskandariyah di Iskandariyah, selain itu tim juga berkesempatan mengunjungi Egytian Museum untuk melihat-lihat koleksi khazanah Mesir kuno yang ada di sana.

Hal menarik dalam kegiatan benchmarking ini, tim Mesir berkesempatan mengikuti seminar dan diskusi buku hasil kerjasama pemerintah Mesir dengan Arab Saudi.  Diskusi mengambil tema “Ala  Al Khatt Al Muttanbby Min Al Fushtath Ila Al Kufah”, diskusi membedah bedah buku karya Dr. Abdul Aziz Al Mana yang membincang jejak langkah intelektual Al Mutanabby, diskusi ini diadakan oleh Ma’had Makhtuth Al Araby (Institute of Arabic Manuscripts) yang terletak di kantor pusatnya di Doki Kairo.  Diskusi dibagi dalam tiga sesi,  yaitu sambutan oleh direktur Dr. Faisal Khifyan, dilanjut dengan paparan dengan tema “mutanabi peletak dasar-dasar metode kajian sejarah ; oleh Dr Muhammad Abdurrahman ar Rabi’, tema kedua  “ tantangan dan hambatan pada karya-karya al Mutanby”, oleh : Dr. Muhammad Abdurrahman Al Hadlaq, tema ketiga “Gramatika (ilmu nahwu) sebagai dasar geografi sastra Arab”.

Terkait kegiatan benchmarking, lembaga pertama yang kami kunjungi adalah, Ma’had Makhtuth Al Araby (Institute of Arabic Manuscripts) didirikan sejak tahun 1947 dibawah koordinasi Liga Arab dengan nama The Arab League Educational, Cultural and Scientific Organization (ALECSO). Saat kunjungan ke lembaga ini tim didampingi oleh atase Pendidikan dan Kebudayaan Dr. Usman Shihab dan stafnya Bapak Cecep Taufikurrahman. Tim diterima langsung oleh direktur lembaga Dr. Faisal Al Hifyan.

Lembaga ini tidak memiliki koleksi naskah, mereka hanya melakukan dokumentasi dan digitalisasi naskah, dalam bentuk microfilm dan foto digital, koleksinya lebih dari 40 ribu judul naskah, 20 ribu masih dalam bentuk microfilm, dalam kegiatan ini mereka dapat dukungan dana dari Al Furqan Foundation yang bermarkas di London, Al Furqan merupakan lembaga independen yang digagas dan diketuai oleh Ahmed Zaki Yamani. Lembaga ini melakukan dokumentasi naskah-naskah hanya yang ada di sekitar Mesir, namun koleksinya ada juga copy microfilm dari luar  Mesir. Koleksinya dapat di akses di http://www.malecso.org/, dan sudah dibuatkan katalognya dengan judul Fihris al-makhṭūṭāt al-muṣawwara fī Maʿhad Iḥyāʾ al-Makhṭūṭāt al ʿArabīya Oleh Fuʾād Sayyid, Luṭfī ʿAbd al-Badīʿ, Paul Kunitzsch Ibrāhīm Shabbūḥ.

Lembaga kedua yang dikunjungi adalah Markaz al Makhtuth al Islamiyah, terletak di samping masjid Sayidah Zaenab, alamat persisnya ada di jalan Port Said nomor 1 Kairo. Tim ditemui langsung oleh kepala perpustakaan yaitu Dr. Jasmine, beliau menjelaskan bahwa lembaga ini baru berdiri sejak tahun 2004 dan sudah menghimpun sejumlah 13.400 naskah, naskah-naskah tersebut didapat dari wakaf masyarakat dan wakaf dari masjid-masjid yang ada di seluruh Mesir. Lembaga ini dikelola dan didanai oleh Kementerian Wakaf Mesir. Dari seluruh koleksi yang ada baru 5400 naskah yang sudah diolah dan dideskripsikan sisanya belum didata, katalog naskah cetak belum ada hanya dalam bentuk softcopy dalam Komputer.

Lembaga ketiga yang kami kunjungi adalah Maktabah Jami’ah Iskandariyah (Bibliotecha Alexandrina). Terletak di jalan Hasanayn tepat di belakang fakultas pertanian universitas Alexandria. Perpustakaan ini didirikan sejak tahun 1942, statusnya di bawah universitas Aleksandria. Jumlah koleksinya mencapai 1191 (1051 dalam Bahasa Arab, 140 dalam Bahasa Turki dan Parsi). Topik yang dicakup oleh mansukrip termasuk tafsir, Ḥadith, Ḥadith terminology, fiqh, kalam, logika, filsafat, sastra, bahasa, morfologi, tata bahasa, retorika, prosodi, sejarah, geografi, kedokteran, aritmatika, astronomi, alkimia, fisika. beberapa naskah yang ada merupakan  salinan pada abad ke 11 dan 12.

Lembaga terakhir yang dikunjungi tim Mesir adalah Darul Qutub al Misyriyah (دار الكتب والوثائق القومية) atau Perpustakaan dan Arsip Nasional Mesir di jalan Nile Corniche no 121, letak gedung dari lembaga ini persis di sisi sebelah timur sungai Nil.  Ada 36 katalog yang telah diterbitkan untuk koleksi naskah di lemabaga ini, serta 4 kalatog yang belum diterbitkan, total koleksi naskahnya mencapai 50.755 naskah(47.065 dalam Bahasa Arab, 996 persia dan 2150 Turki, juga ada katalog tertua yang dibuat pada tahun 1872 yaitu Fihrist al-kutub al-mawjūda bi-'l-Kutubkhāna al-Khidīwīya al-Miṣrīya al-kubrā al-kāʾina bi-Sarāy Darb al-Jamāmīz al-ʿāmira bi-Miṣr al-Qāhirā.

Hal penting yang ditawarkan oleh mereka adalah adanya tawaran kerjasama dalam hal pelatihan atau kursus singkat (shortcourse), yaitu dari Ma’had al Makhtuth al Arabiyah (Institute of Arabic Manuscripts). Kursus singkat itu memiliki tema-tema khusus seperti “Short course on Research and Editing of Islamic Manuscripts”, “Short course on Handling and Catalogouing of Islamic Manuscripts”, “Workshop on Digitising and Catalogouing of Islamic Manuscripts”, dan bebeberapa tema pilihan lainnya. Pelaksanaan short course dapat menggandeng Dirjen Pendis untuk pendanaan dan kepersertaan.

Kerjasama lainnya yaitu dengan menawarkan kursus atau workshop sejenis dengan lembaga lain yaitu Al Furqan Foundation yang berbasis di London UK, untuk pelaksanaan, dan kepesertaan bisa dilakukan oleh Kementerian Agama di Indonesia, sedangkan untuk narasumber dan fasilitas lainnya disediakan oleh mereka. []

AlF/diad/diad

Sumber : Balitbangdiklat.kemenag.go.id

Mitra