Puslitbang LKKMO Bahas DO dan IPD Penelitian Implementasi PMA Nomor 42 tahun 2016 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Agama

  Senin, 16 April 2018 - 15:54 |   BY admin
Puslitbang LKKMO Bahas DO dan IPD Penelitian Implementasi PMA Nomor 42 tahun 2016 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Agama

Jakarta (16 April 2018). Puslitbang Lektur, Khazanah Keagamaan, dan, Manajemen Organisasi (LKKMO) menyelenggarkan pembahasan DO dan IPD tentang penelitian implementasi PMA Nomor 42 tahun 2016 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Agama, bertempat di Take’s Mansion Hotel, Jakarta, Senin (16/4).

Kegiatan ini dihadiri Sekertaris Badan Litbang dan Diklat Dr. Rohmat Mulyana Sapdi, M.Pd, Kepala Puslitbang Lektur, Khazanah Keagamaan dan Manajemen Organisasi, Dr. Muhammad Zain, M.Ag, perwakilan dari Biro Ortala (Setjen Kemenag), Ditjen Pendis, Ditjen PHU, Ditjen Bimas Islam, Ditjen Bimas Kristen, Ditjen Bimas Katolik, Ditjen Bimas Hindu, Ditjen Bimas Budha, Kanwil Kemenag Jakarta, PKUB dan, para Peneliti.

Sekretaris Badan Litbang dan Diklat Rohmat Mulyana Sapdi membuka acara Pembahasan DO dan IPD. Dalam sambutannya Rohmat mengapresiasi diadakannya kegiatan ini. Sebagai salah satu bidang dalam Puslitbang Lektur, Khazanah Keagamaan, dan Manajemen Organisasi, Bidang Manajemen Organisasi dapat berfungsi sebagai internal kontrol dari satker ataupun unit kerja yang bernaung di bawah Kementerian Agama. Kegiatan ini sangat penting dan seringkali terabaikan karena terlalu asyik melakukan penelitian tentang aliran keagamaan, paham keagamaan, dan persoalan-persoalan keagamaan lainnya; sementara aspek manajemen dan kelembagaan atau organisasi kurang tersentuh.

Tampil sebagai pembahas Choirul Fuad Yusuf (Puslitbang LKKMO) dan Jerry Hendrajaya (Puslitbang LKKMO). Kurniawan Zein, salah seorang peneliti dari Prima Centre mengatakan beberapa satker yang akan menjadi sasaran penelitian di pusat, meliputi satker Pusat di bawah/ setingkat unit eselon I. Untuk di daerah meliputi; Kanwil Kementerian Agama, Kantor Kementerian Agama, STAIN/ IAIN/ UIN dan Balai Litbang / Diklat Keagamaan. Mix Methode digunakan dalam penelitian ini, yaitu perpaduan antara penelitian kualitatif dengan penelitian kuantitatif. Ditambah dengan metode pengumpulan data lainnya, misalnya; desk review (me-review data/ telaah dari dokumen-dokumen terkait), depth interview (wawancara mendalam untuk mengetahui lebih jauh permasalahan atau kondisi yang ada di satker/ unit satker tertentu), dan survei (menyebarkan angket/ kuesioner).

Choirul Fuad Yusuf mengatakan, karena PMA 42 sudah diimplementasikan selama 2 tahun, maka harus dibahas kemudian efektifitasnya di seluruh satker/unit satker Kementerian Agama.  Di Pusat III telah dinanti PMA tentang Tadqiq Pendidikan Agama dan Pendidikan Agama Islam. Maka diasumsikan sebagai fungsi Kementerian Agama harus melaksanakan pelayanan di bidang agama, amanah PMA tentang Tadqiq tersebut harus diemban dengan semaksimal mungkin. Proses penelitian lapangan sebagai penguatan PMA 42, khususnya terkait efektifitasnya, misalnya kondisi di lapangan yang berbeda-beda terkait daerah penelitian. Jadi, organisasinya baik maka semakin berhasil tujuan organisasinya. Semakin baik struktur organisasi (ketepatan) maka akan menghasilkan organisasi yang efektif.

Hadir sebagai narasumber, Kapuslitbang LKKMO Muhammad Zain mengatakan ketidaktepatan struktur organisasi merupakan problem di Kemenag.  Penelitian implementasi PMA 42 tahun 2016 penting dan kajian tentang konstruksi struktur organisasi di Kementeran Agama banyak masalah dan perlu dikaji. Bagaimana penelitian bisa menghasilkan hipotesis awal sebelum penelitian selesai dilakukan. Hal ini ditekankan perlunya diskusi awal seperti pertemuan pembahasan DO dan IPD yang menghadirkan undangan dari Unit Eselon I Kemenag dan ekspert. Menurut Muhammad Zain birokrasi sekarang ini kesannya lambat. Cara kerja birokrasi harusnya mencontoh sistem kerja tablet, HP. Sistem kerjanya sangat rumit tapi semua orang bisa menggunakannya dengan mudah. Revolusi birokrasi mengharuskan tidak gendut, tapi ramping. Organisasi ramping dengan bantuan reformasi IT akan menghasilkan layanan yang cepat, mudah dan tidak rumit.  Share dan masukan dari peserta bisa dirangkum menjadi temuan/hipotesa awal. Penelitian tentang struktur organisasi Kemenag akan melihat struktur mana yang gemuk-ramping, mana yang perlu diperkuat dan mana yang tidak. (IA/bas)

Mitra