LKK_SUMBAR2016_AP17

[Do'a-do'a, Pengajian Martabat Tujuh, dan Pengajian Kalimat Tahlil]

 

LKK_SUMBAR2016_AP17

Bahasa Melayu

Aksara Arab

Prosa

AT

24hal/13 baris/hal

20,72 x 17 cm

Kertas Modern

 

Belum diketahui siapa pengarang maupun penyalin naskah ini. Nama sementara yang diberikan tim digitalisasi untuk naskah adalah Do'a-do'a, Pengajian Martabat Tujuh, dan Pengajian Kalimat Tahlil. Naskah tersebut terdiri dari beberapa teks yang membahas tentang tema yang berbeda. Dilihat asal-usulnya, naskah milik Darusman tersebut berasal dari daerah Padang Panjang, Tanah Datar, Sumbar. Saat ini, naskah tersimpan di Batu Baraia, Tanjung Haro, Lima Puluh Kota, Sumbar. Kondisi teks naskah memang masih sangat baik dan dapat dibaca dengan jelas, namun lembaran naskahnya sudah mengalami kerusakan, terutama lembaran bagian pinggir yang sudah bolong dimakan rayap. Sampul naskah ini sudah terlepas dan penjilidannya menggunakan staples. Alas naskah menggunakan kertas modern bergaris sehingga tidak ada kuras sebagai tanda penggabungan lembaran naskah. Tidak terdapat pula watermark, garis tebal dan tipis, juga garis panduan sebagai pemandu penulisan teks maupun kata alihan oleh penyalinnya. Ketebalan naskah cukup tipis karena terdiri dari 10 lembar atau 20 halaman. Tidak ditemukan halaman yang kosong dan penomoran halaman pada naskah. Naskah ini memiliki jumlah baris 17 per halaman. Ukuran naskah 21 x 16,5 cm, sedangkan ukuran teks 19 x 15 cm. Teks naskah menggunakan bahasa Melayu dan aksara Arab serta jenis khat naskhi. Seluruh teks naskah ditulis dengan menggunakan tinta berwarna hitam, sedangkan rubrikasi atau tanda peralihat tema atau bahasan tertentu ditandai dengan kalimat bismillāhirramānirraīm. Tidak ditemukan halaman kosong pada naskah, juga tidak ada kolofon sebagai salah petunjuk dalam menentukan usia, pengarang, dan tempat naskah itu ditulis atau disalin.

 

Isi Ringkas:

Naskah ini berisi beberapa teks berbeda. Pertama, berisi do'a-do'a dan mantera. Di antara do'a-do'a tersebut terdapat do'a Nur al-Nubuwwah yang populer di kalangan sufi. Kedua, berisi pengajian martabat tujuh, yaitu tujuh martabat yang dilalui seseorang salik menuju Allah. Terakhir, teks menjelaskan maksud kalimat Tahlil.