MASA'IL JAM'IYAH AL-TULABAH
LKK_SLO2016_NSR15 |
Bhs. Arab |
Aks. Arab |
Prosa |
Fikih |
28 hal/ 24 baris/hal |
21 x 16,5 cm 17 x 14 cm |
Kertas Bergaris |
Naskah ini berjudul Masa'il Jam'iyah al-Tulabah. Dikarang oleh Muhammad Muqri bin Ahmad Kafrawi dan disalin oleh Mahmud. Naskahnya tersimpan di Pondok Pesantren Al-Manshur, Popongan, Klaten, Jawa Tengah. Naskah ini menjadi bagian dari koleksi K.H. Muhammad Nasrun, pengasuh di pesantren tersebut.
Kondisi fisik naskah masih baik dan utuh. Alasnya berupa kertas modern bergaris, dijilid dengan benang, dan hanya terdiri satu kuras. Tebal keseluruhannya adalah 28 halaman dengan ukuran 21 x 16,5 cm. Pada setiap halaman, teksnya terdiri dari 24 baris. Teksnya ditulis dengan aksara Arab dan bahasa Arab. Adapun jenis khathnya adalah riq’ah dan menggunakan tinta warna hitam, tanpa memakai kata alihan dan juga tanpa penomoran halaman.
Teksnya berisi tentang tanya jawab masalah-masalah keagamaan, khususnya dalam bidang fikih. Misalnya, hukum pernikahan perempuan yang berzina, menerjemahkan ayat-ayat Al-Qur’an, laki-laki yang memakai emas, serta berbagai topik keagamaan yang lain. Model penulisannya dengan jawa jawab. Persoalan-persoalan dikemukakan sebagai pertanyaan, kemudian ada bagian khusus sebaga jawabannya. Pada bagian pertanyaan dimulai dengan tanda huruf sin. Maksudnya adalah as’ilah atau pertanyaan. Adapun pada bagian jawaban dimulai dengan tanda khuruf jim. Maksudnya adalah singkatan dari kata jawab. Jawaban-jawaban tersebut dirujukkan pada perkataan ulama fikih yang menjadi landasan, seperti pendapat Imam Syafi’i.
Pada bagian awal teks ada sebuah kutipan perihal khutbah yang disampaikan oleh Syekh Hasyim Asy’ari, pendiri NU, dalam bahasa Arab. Isinya tentang pengertian nikah, tujuan, dan manfaatnya.
Kutipan awal :
S : min al-mustahiq lirrub’i
J : ar-rub’u farḍun iṡnaini: zauj limayyitihi far’un wāritsun, zaujah faktaris limayyitihā żalika
S : sopo wongkang duweni bagian seprapat
J : seprapat puniko dados bagihanipun tiyang kalih werno 1 bojo jaler menawi mayyitipun tilar anak ingkang angsal warisan, 2 bojo estri satunggal utawi langkung menawi mayyitipun mboten tilar anak ingkang angsal warisan
S : man lilmustahiq li ṡaman
J : al-ṡaman farḍu ruhat faktsir limayyitiha far’un wārits
S : sopo wonkang anduweni bagihan saperwolu
J : saperwolu munopo namung dados bagihanipun bojo estri satunggal utawi langkung menawi mayyitipun tilar anak ingkang angsal warisan
S : kaifa tartīb al-‘ashobah
J : al-‘ashobah ibnu fabnahu wa in nazala fa abun fa abūhu wa in ‘alā, fa akhun liabawaini fabnuhu fa akhun li abin fainnahu ṡumma ‘ammun każalik
S : kepiye urut-urutane wong kang oleh ‘asobah
J : ‘asobah (turahan) puniko ingkang gadah anak jaler menawi anak jaler mboten wonten, lajeng ingkang gadah anak jaleripun ono jaler matine sopo ngandap lajeng bapak, lajeng labanipun bapak mekaten sopo nginggil, lajeng sederek tunggal bapak biyung lajeng anak jaleripun lajeng sederek jaler tunggal bapak lajeng anak jaleripun, menawi sedoyo wau mboten wonten lajeng ingkang gadah saderek jaleripun bapak (bapak paman wongkang tunggal bapak biyung, menawine bapak paman ingkang tunggal bapak biyung mboten wonten)
Kutipan akhir :
man orang laki 1 un
kam djongkat 2 ture
rat tikar 3 drie
kar grobak 4 vier
mat kloso 5 vejt
tam tjoemboe 6 hes
gat talang 7 siven
vat tong 8 acht
kat koetjing 9 negen
haar ramboet 10 lien
raam tjendelo 11 elk
man mboelan 12 sei aalf
kaan djago 13 dersien
kaal goendoel 14 versien
aap ketek 15 vejt sien
aal peloes 16 hes sien
laag endik 17 hevensien
gaar mateng 18 achtien
vol penoeh 19 negensien
sol gasingan 20 swinsig
sor tcoro 21 u en twintig
bak kambing 22 twee en ؍؍
ton song 23 drie en ؍؍
son matahari 24 vier en ؍