ILMU NAHWU
LKK_SLO2016_NSR12 |
Bhs. Arab dan Jawa |
Aks. Arab dan Pegon |
Prosa |
Nahwu |
30 hal/ 23 baris/hal |
21 x 16 cm 17 x 14 cm |
Kertas Bergaris |
Naskah ini tidak mempunyai judul. Tidak disertakan nama pengarang maupun penyalin. Mengacu pada isi yang dibahas naskah ini berbicara tentang ilmu nahwu. Naskahnya tersimpan di Pondok Pesantren Al-Manshur, Popongan, Klaten, Jawa Tengah, dan menjadi koleksi KH. Nasrun, salah seorang pengasuh di pesantren tersebut. Pada bagian tertentu diterakan bahwa teks ini adalah cacatan yang dibuat oleh Muhammad Muqri yang ditulis pada 1341 M.
Alas naskah yang dipakai berupa kertas modern bergaris dengan bersampul kertas tipis warna biru tua. Secara umum kondisinya baik dan terbaca. Dijilid dengan benang dan hanya terdiri dari satu kuras. Naskah terdiri 30 halamanan dan berukuran 21 x 16 cm. Pada setiap halaman rata-rata teksnya terdiri 23 baris dengan ukuran huruf yang cukup kecil. Tidak ada kata alihan dan juga tidak ada penomoran halaman.
Aksara yang digunakan ada dua, yaitu aksara Pegon dan aksara Arab. Bahasa yang digunakan juga dua, yaitu bahasa Jawa dan Arab. Khath yang dipakai adalah jenis Naskhi untuk teks utama dan jenis Riq’ah untuk beberapa teks penjelas dan cacatan-catatan. Keseluruhannya memakai tinta berwarna hitam.
Isi naskah membahas tentang ilmu tata bahasa Arab. Di antaranya dijelaskan tentang pengertian fi'il, isim, dan huruf. Dijelaskan pula perihal mubtada’, khabar, ism maushul, dan tema-tema lain yang ada dalam bidang ilmu gramatika bahasa Arab.
Kutipan awal :
Wa satru marfūin biamrin khatamā # wadūna yā muḍhari’in wa sammaihumā
Wa fi’lu al-istiṡnāi wa al-ta’ajjubi # wa af’al at-tafḍhili fafham tushib
wahāka hurūfan bil mashādiri uwwilat # wa żikri lahā khamsan ashahhu kamā rawaw
wa hā hiya anna bilfathi anna musyaddadā # wazīda ‘alaihā kai fakhżihān wa mā walaw
maushūlatul ḥurūfi an kai lau wa mā # anna wa ‘āidun wajauban ‘udimā
Kutipan akhir :
Dene tegesipun bait ingkang nomer 3 puniko mekaten hukumipun sedoyo kolowau hukumipun manut ingkang awal manut ingdalem iṡbat lan poponipun ananging syaratipun kedah setengahe iṡtisna’ mboten ngistiṡnaake dateng setengahe menawi setengahe mustaṡna’ soko ngistisna’i dateng setengahe mustasna puniko lajeng hukumipun mustasna namung inggih ngistiṡna’i dateng wingkingipun kemawon mboten. wahukmuhā fil qashdi hukmu al-awwal. Kados lahū ‘ala al-‘asyroh al-tis’ah illā ṡamaniyah ngantos dumugi illā wāḥidah. Lau puniko namung angistiṡna’i dateng wingkingipun kemawon.