NABI HAPARAS
LKK_NTB2014_LSW01 |
Bhs. Arab dan Sasak, Jawa |
Aks. Jejawan Sasak |
Prosa |
TS |
124hal/4 baris/hal |
12 cm x 2,5 cm |
Daun Lontar |
TASAWUF
Naskah ini disimpan di Kota Mataram Lombok NTB, Pemilik naskah adalah Lalu Satria Wangsa,
Kutipan awal teks : “Dini kaule hanurun, ceritane Nabi Haparas. Dining wang hangapus ringgite, cerite handike nabi, pakse langkunging sang kakot, moge dohing tulak sari, pinatut basa Jawi, kayat pamulane dangu, mangke kedah ngong wikan, dadi penglipuring brangti, singamaca moga doh bale hing dunia”
Artinya : “Saya menurunkan, cerita Nabi Bercukur. Karena aku mengganti hurufnya, cerita baginda Nabi, maksud para ahlinya, semoga dijauhkan dari bala, menggunakan bahasa Jawa, pada awalnya hurufnya Arab, karena saya ingin mengetahui, menjadi pelepas lara, barang siapa yang membaca, mudah-mudahan dijauhkan dari bala di dunia” Isinya menguraikan tentang tentang makna Bismillahirrahmanirrahim, tauhid, dan iman kepada Rasulullah, didalam naskah ini menguraikan tentang kisah nabi bercukur, Jumlah rambut nabi 3333 dan tidak ada rambut nabi yang jatuh ke tanah.
Lontar ini sangat dipercayai dan dikeramatkan sebagian orang.Baginya lontar ini dapat menyelamatkan penyimpannya dari dunia sampai akhirat.Bebas dari siksaan api neraka dan akan diakui dan dilindungi Nabi Muhammad.Ini dijelaskan dalam terjemahan teks Nabi Haparas bait;28,29 dan 30 sbb;
28). Aku (Tuhan ) hindarkan dari penyakit, saat engkau(menghadapi) sekarat,saat dicabutnya nyawa engkau,esok akan kuberikan pertolongan, bagi siapa pun yang membaca dan siapa yang mendengarnya, cerita nabi bercukur.
29). Dan bagi yang menulis, atau yang memilikinya, meskipun ada di tempat lain, dan yang membawa, kitab cerita, (tatkala) kasihku bercukur, maka aku anugrahkan kemuliaan.
30).Aku selamatkan mereka semua, di dunia dan akherat,(akan) kuhindarkan semuanya, sebab nanti (di akherat) segala siksa, (dari) Mungkar dan Nabi itu, dan segala siksa kubur, dan lagi (siksa) pada hari kiamat.
Catatan Tambahan:
Pada masyarakat pedesaan terjadi suatu kebiasaan yaitu di saat teks ini dibaca, para gadis pun membuat pintalan benang hitam untuk jadikan gelang tangan. Mereka percaya bahwa dengan memakai gelang tersebut terhindar dari gangguan ilmu-ilmu jahat seperti guna-guna, sihir dan semacamnya.
Teks yang mengandung tutur rambut nabi terputus itu dibasuh pada air bunga tetaman(bahasa Sasak; Kumkumman) dan dijadikan air pembasuh kepala bayi yang akan dicukur. Pada saat cukuran bayi berlangsung di masjid atau di Surau biasanya dinyanyikan lagu darikitab Bersanji yang oleh orang Sasak disebut “Serakalan”.
Teks ini berceritakan pula pada saat Nabi bercukur yaitu pada bulan Ramadhan atau bulan Puasa.Nabi bercukur di hadapan Nurcahaya, yaitu di hadapan Allah. Sedangkan yang menjadi destarnya adalah selembar daun “Kastuba” yang dipetik Jibrail dari Sorga. Yang memapah Nabi bercukur adalah “Haribaan” Allah. Lamanya sembilan belas hari mulai hari Senin, setelah bercukur Nabi Sembahyang dua rakaat lalu salam. Peristiwa cukuran itu disaksikan oleh sekalian Malaekat, Bidadari,Roh para Nabi, wali dan orang suci lainnya. Bumi, langit, dan jagat raya pun ikut menjadi saksi.