LKK_LOMBOK2016_HLS011

JABALKAP

 

LKK_LOMBOK2016_HLS011

Bhs. Jawa

Aks. Jejawan

Prosa

Sejarah

220hal/3 baris/hal

27x3cm

Lontar

 

Naskah ini berjudul Jabalkap dengan pengarangnya Amaq Nip. Tahun penyimpanannya tidak diketahui. Asal naskah dari Rembitan, Lombok Tengah. Pemilik naskah adalah Haji Lalu Sedek. Naskah ini berjenis alas Lontar. Kondisi fisik baik dan masih dapat dibaca secara keseluruhan. Penjilidannya dalam bentuk takep. Bahan naskah adalah Lontar dan kayu. Jumlah lembar naskah ini 110 lempir, jumlah halaman 220 halaman, jumlah baris per halaman 4 baris, ukuran naskah 27cmx3cm, dan ukuran teks naskah 22cmx2,5cm. Terdapat penomoran halaman dan kata alihan dalam naskah ini. Penulisan teks naskah dengan menggunakan huruf Jejawan, berbahasa Jawa Madya. Jenis tulisan adalah khat Toreh, sementara warna tulisan adalah hitam. Tidak terdapat halaman kosong dalam naskah ini.

 

Teks pertama berbunyi:Bismillahirrahmanirrahim, “Puh Pangkur, wenten malih kawarne hasri nalen darja balakap negari, besakana sang prabu hana nganggih nateng hana srak, ratu ning jinri jabalkap samianeluk, langkung tusta wibawa, necanajang kawule. Sugih brana katah, nagara maspranah, hing rasa hamukti, priyatinia raka langkung, tan hana turu datar....”

Sedangkan Teks terakhir berbunyi: “...Hangarawit, datan pgat rawuh hipun, mingkin yeng payasan, sampun ane keng rawi, nulia huruh dadi toya wekon reng harak “Tamat”

Isinya menceritakan tentang Raden Jayang Rana pergi bertapa di puncak gunung.  Di dalam pertapaannya mendapatkan  berbagai macam godaan dan rintangan namun semua itu dapat dilaluinya. Sedangkan Raden Umar Maya tetap tinggal di istana bersama dengan Abdul Mutalib.

 

Kisah selanjutnya menceritakan tentang usaha penaklukan kerajaan Puser Bumi oleh Prabu Kadardawa. Dajal Napiah Patih andalannya tidak berhasil mengalahkan pasukan Puser Bumi yang dipimpin oleh Amir Hamsyah, akhirnya diislamkan. Raden Jayang Rana pergi bertapa dipuncak gunung. Di dalam pertapaannya mendapatkan  berbagai macam godaan dan rintangan namun semua itu dapat dilaluinya. Sedangkan Raden Umar Maya tetap tinggal di istana bersama dengan Abdul Mutalib.

Kisah selanjutnya menjabarkan tentang usaha penaklukan kerajaan Puser Bumi oleh Prabu Kadardawa. Dajal Napiah Patih andalannya tidak berhasil mengalahkan pasukan Puser Bumi yang dipimpin oleh Amir Hamsyah, akhirnya diislamkan.

Berikutnya adalah dialog antara Tuhan dengan manusia tentang amanah (titipan). Tuhan menitip 7 (tujuh) perkara, yaitu 1. Jangan lupa pada amanah. 2. Jangan lupa mendengarkan 3. Agar terus diingat, 4. Harus terus merasakan, 5. Jangan terlena, 6. Jangan merusak, 7. Jangan mencidrai. Setiap dialog ini terdapat penjelasan dan uraiannya.