LKK_LOMBOK2016_HLS002B

RENGGANIS

 

LKK_LOMBOK2016_HLS002B

Bhs. Jawa

Aks. Jawa Kuno

Prosa

Sejarah

486hal/4 baris/hal

24.5x3.5cm

Lontar

 

Naskah ini berjudul Rengganis. Pengarang dan tahun penyimpanannya tidak diketahui. Sedangkan tempat penyimpanannya adalah di Sempare. Asal naskah dari Rembitan, Lombok Tengah. Pemilik naskah adalah Haji Lalu Sedek. Naskah ini berjenis alas Lontar. Kondisi fisik baik dan masih dapat dibaca secara keseluruhan. Penjilidannya dalam bentuk takep kayu. Bahan naskah adalah lontar dan kayu. Jumlah lembar naskah ini 243 lempir, jumlah halaman 486 halaman, jumlah baris per halaman 4 baris, ukuran naskah 24.5cmx3.5cm, dan ukuran teks naskah 21cmx2,5cm. Naskah ini diberi penomoran halaman, namun tidak ditemukan kata alihan di dalamnya. Penulisan teks naskah dengan menggunakan huruf Jejawan, berbahasa Jawa Madya. Jenis tulisan adalah khat Toreh, sementara warna tulisan adalah hitam. Terdapat dua halaman kosong dalam naskah ini.

Teks halaman pertama berbunyi: “Bismillahirahmanirrahim,, Puh Asamaranda na,,  Wenten carita ngiwarnanne, kibandar halim negara, kang kinegriya sejarahe,  carita Bagdad, Baginda Amsiyah, wong nganom kang kiragiya babatalkang. Sang Diyah Awasta  Rengganis...”. Sedangkan teks halaman terakhir tidak terbaca.

Isi naskah membicarakan tentang negeri Jamineran yang telah lama ditinggal oleh rajanya yang pergi bertapa dan isterinya telah lama meninggal dunia. Beliau meninggalkan seorang anak bernama Dewi Rengganis. Kemudian Rengganis diasuh oleh seorang Pandeta yang tinggal dipertapaannya di Arga Pura.

Dewi Rengganis tumbuh menjadi seorang putri yang sangat cantik dan pandai menenun serta menyulam sebagaimana keahlian kaum wanita. ia dididik menjadi orang yang taat melaksanakan agama. Dewi Rengganis juga senang pada tanaman bunga yang berbau harum, sehingga Dewi Rengganis selalu mencari dan memetik benga di taman bunga Raden Repatmaja, (Banjran Sari) putra Amir Hamsyah dari negeri Arab.

Raden Repatmaja merasa kebingungan mengapa setiap malam selalu kehilang atau ada yang datang memetik bunganya. Ia sangat penasaran dan ingin tahu siapa yang mencurinya. Pada akhirnya sang pemetik bunga diketahui oler Repatmaja. Ia adalah seorang wanita yang sangat cantik dan tiada duanya di atas dunia ini. Repatmaja jatuh cinta padanya dan kelakuannya pun seperti orang gila. Repatmaja ingin mengawini Dewi Renganis namun dengan suatu syarat Repatmaja terlebih dahulu mengawini Putri Kadarmanik putri raja dari negeri Mukadam. Syarat itu pun disetujui oleh Repatmaja dan langsung pergi ke negeri Mukadam. Namun apa yang terjadi Dewi Kadarmanik telah dilamar oleh seorang putra raja bernama Raden Nirman dari kerajaan Medayin. Dewi Kadarmanik tidak berani menerima atau pun menolak lamaran Raden Nirman karena sifatnya yang kotor, kasar, dan wajahnya seperti raksasa. Di lain pihak lamaran Repatmaja Dewi Kadarmanik selalu beralasan supaya tidak bisa bertemu dengan Raden Repatmaja dikarenakan bahwa antara Dewi Rengganis dan Dewi Kadarmanik seperti bersaudara dan tidak berani mengatakan ia atau tidak. Akhirnya Raden Repatmaja mengawini Dewi Rengganis dengan cara agama Islam.

Cerita selanjutnya adalah cerita raja dari negeri Nusantara bernama Malang Sumirang. Putrinya bernama Ambarawati dan juga sangat cantik. Raja Medayin meminta bantuan kepada raja Nusantara untuk membunuh menantunya yang beragama Islam dan Kandit Berayun menanggapinya. Maka terjadilah peperangan antara Medayin dengan Kandit Berayung. Medayin dibantu oleh Putri Ambarawati dan empat puluh empat prajurit jin wanita yang sangat sakti. Rengganis memuji kesaktiannya dan mengajaknya memeluk agama Islam.