LKK_CRB2017_MST004

SULUK BUJANG GENJONG

 

LKK_CRB2017_MST004

Bahasa Jawa

Aksara Jawa

Prosa

SASTRA RELIGI

6 hal/13 baris/hal

21 x 17 cm naskah

19 x 15 cm teks

Bergaris

 

Pengarang dan penyalin naskah tidak diketahui, tidak ditemukan keterangan tahun penulisan dan penyalinannya. Naskah ini disimpan oleh Bapak Marsita S Adikusuma beralamat di Desa Ujunggebang Kecamatan Susukan Kabupaten Cirebon, naskah diperoleh dari warisan orang tuanya Bapak Margi Marsadi.

Teks naskah ditulis di atas alas kertas bergaris, kondisinya baik, tanpa sampul, tinta ada yang tembus, dijilid dengan jahit benang, ada 2 kuras masing-masingnya 14 lembar, tidak ada penomoran halaman juga tidak ditemukan kata alihan di setiap halalamn verso.Teks naskah ditulis dengan tinta biru, dalam aksara Jawa (carakan) menggunakan bahasa Jawa, genrenya disusun dalam bentuk tembang macapat yang terbagi menjadi beberapa kelompok tembang, diantaranya: kasmaran, megatruh, pangkur, durma, dan khinanthi; dan pada akhir naskah ini ditutup dengan tembang kasmaran.

 

Isi ringkas naskah :

Naskah ini menceritakan tentang kisah asmara dua pasang kekasih yang bernama Bujang Genjong dengan Rara Gonjeng. Bujang Genjong ingin menikahi Rara Gonjeng namun memberikan persyaratan agar Bujang Genjong mempelajari ilmu Makrifat. Bujang Genjong dan Rara Gonjeng disimbolkan sebagi raga dan jiwa yang selalu saling merindu, merindu akan kebersamaan dan persatuan untuk menjalankan irodah, kehendak, untuk selalu bersama dalam kesatuan hakiki.. Tokoh Bujang Genjong dan Rara Gonjeng dalam kisahnya, memang bisa menjadi lambang kerinduan persatuan yang sangat kuat, apalagi jika kedua tokoh ini hanya semata-mata dipandang sebagai muda-mudi yang sedang menjalin asmara.

 

Kutipan awal :

.....hanulya sira cinandak....hing ra kang ringgit....(kemudian dia ditangkap......yang ada pada wayang)

 

Kutipan akhir :

....ming sang ngaji mantuk hing ngajenganipun....(di [hadapan] sang raja, sampai dihadapannya....). (ALF)