LKK_CRB2017_BNP006

FATḤUL WAHAB (SYARAḤ MINHAJ AL-ULAB) JUZ AWAL

 

LKK_CRB2017_BNP006

Bahasa Arab

Aksara Arab

Prosa

FIKIH

460 hal/25 baris/hal

35 x 21 cm naskah

22 x 12 cm teks

Eropa

 

Pengarang teks Syekh Islam Abu Zakaria al-Anshari, penyalinnya tidak diketahui, juga usia naskahnya,  tempat penulisanpun tidak diketahui. Naskah ini disimpan di Buntet Pesantren, RT/RW. 03/15, Mertapada Kulon, Astanajapura, Cirebon 45181 Jawa Barat, naskah ini milik Buntet Pesantren Cirebon. Teks ditulis di atas kertas Eropa, watermarknya bergambar singa bermahkota Pro Patria, countermarknya belum dapat dikenali, kondisinya agak rusak, beberapa halaman lepas dan robek, tidak lengkap ada beberapa halaman yang mungkin hilang, dijilid jahit dengan benang tanpa sampul, dengan jumlah kuras ada 30, masing-masingnya berisi 12 lembar kertas, jumlah halaman total 460, tidak ada penomoran halaman, tetapi ada kata alihan di setiap halaman verso.  Teks ditulis dalam aksara Arab dan dalam bahasa Arab, menggunakan tinta warna hitam dan merah untuk rubrikasi, ada 3 halaman yang kosong, tidak ada kolofon pada naskah ini.

 

Isi ringkas naskah :

Menjelaskah tentang fikih (hukum-hukum Islam) diantaranya ialah tentang air suci, air berubah, air najis, air mustakmal, mandi wajib, najis, haid, shalat fadlu, shalat sunah, puasa, itikaf, bai' (jial beli), dliman (ganti rugi), dan bab-bab ibadah dan muamalah, serta bab yang lain.

  

Kutipan awal :

ẑanuban min mā rawāhu al-syaikhāni wa al-ẑanubi bi al-fatḥi al-mu'jamah al-dalwu al-mumtaliatu ma’an (timba sebagaimana yang telah diriwayatkan oleh dua Syekh (Nawawi dan Rafi'i) bahwa 'al-dzanub', dengan dibaca 'fahah' huru 'dal' yang tanpa harkat, maknanya itu adalah ember yang dipenuhi air).

 

Kutipan akhir :

ju'lin aw raddan fa yuṣaddaqu lianna al aṣla 'adamuhu, fa ikhtalafa  ba'da istiḥqāqin fi qadi ju'lin aw qadri mardudin takhalafaa wa lil'amili ujratu al-miśli kamā 'ullima min bābi al-ikhtilāf fi kaifiati al-'aqdi wa kitāb al-qirāḍ. Wallāhu a'lam (hadiah, atau ia menolak hadiah itu, maka hadiah itu disedekahkan, karena asalnya adalah tidak adanya hadiah itu. Atau mereka berdua berselisih, setelah hadiah didapatkan, di dalam kadar ukuran hadiah itu, atau terhadap hadiah yang tertolak, maka mereka berdua harus bersumpah (dimintai sumpahnya), dan bagi Amil [diwajibkan] untuk memberi Upah sebagaimana mestinya sebagaimana yg sudah diketahui di bab al-ikhtilaf [perselisihan] di dalam tata cara akad dan kitab Qiraḍ (Pinjaman Modal). (ALF)