Burhan as Salah




Burhān aṣ-Ṣalāh

 

Kitab ini berjudul Burhān aṣ-Ṣalāh, Kitab ini ditulis oleh Nuruddin Rauf, sebagai panduan bagi siapa saja  yang hendak belajar tentang salat dan hal-hal yang berkaiatan dengan salat disertai ayat-ayat dan hadis-hadis Nabi yang menjadi dalilnya. Agar mudah dibaca dan dipahami Kitab ini ditulis dengan menggunakan bahasa Melayu . Kitab ini berisi tentang salat dan hal-hal yang berkaitan dengannya disertai dalil-dalinya yang bersumber dari  al-Qur’an  dan hadis Nabi.

 

Kitab ini terdiri dari 66 halaman. Ukurannya 20,5 cm x 13,5 cm. Buku  ini adalah buku asli karangan Nuruddin Rauf.

 

Kondisi Kitab ini baik dan sudah dicetak tetapi tidak diketahui nama percetakannya karena bagian sampul dari ktab ini tidak ada (hilang) Bentuk tulisannya adalah  prosa. Bahasayang digunakan adalah Arab dan Melayu dengan aksara Arab dan Arab Jawi.

 

Kitab ini diperoleh dari Perpustakaan Abdul Latif Syakur yang bertempat di Balai Gurah, Kecamatan IV Angkat, Kabupaten Agam, Sumatera Barat. Kitab aslinya masih dirawat oleh ahli warisnya (anaknya) hingga saat  ini dan sampelnya ada di Perpustakaan Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama RI, Jl. M.H. Thamrin No. 6 lantai 2 Jakarta Pusat. Penelitiannya dilakukan pada tahun 2013 oleh Ridwan Bustamam, Peneliti  Puslitbang Lektur, Khazanah Keagamaan, dan Manajemen Organisasi, Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama. Lokasi Penelitiannya di Kabupaten Agam, Sumatera Barat.

 

Kitab ini membahas dalil wajib sembahyang, dalil sembahyang yang difardukan lima waktu sehari semalam, dalil sembahyang yang lima memakai waktu, dalil waktu sembahyang itu lima, dalil ancaman bagi yang melalaikan sembahyang, dalil suci daripada hadas besar, dalil suci dari hadas kecil, wuduk yang diterangkan dal;am al-Qur’an, rukun wuduk ada enam, doa sesudah wuduk, dalil doa sesudah berwuduk, bersih kain, badan dan tempat daripada najis, menutup aurat, menghadap qiblat, mengetahui masuk waktu, haram melewati seseorang yang sedang sembahyang, memberi tanda bagi tempat sembahyang, rukun sembahyang, tidak wajib berdiri pada sembahyang sunnah, membaca fatiḥah, dalil wajib membaca fatiḥah,  wajib fatiḥah pada tiap-tiap rakaat, wajib membaca fatiḥah tiap-tiap rakaat sekalipun menjadi imam, dalil bagi orang yang menampakkan bismillah satu ayat dari pada fatiḥah, dalil bagi orang yang mengatakan bahwa basmalah tidak satu ayat daripada fatiḥah, dst.