LKK_SUMBAR2016_AP25

[Naskah Fiqih tentang Uallī]

                                                                                           

LKK_SUMBAR2016_AP25

Bhs Arab dan Melayu

Aksara Arab

Prosa

FQ

34hal/24 baris/hal

21 x 16,5 cm

Kertas Modern

Naskah ini lebah banyak membahas tentang ilmu fiqih, khususnya bab salat. Judul sementara yang diberikan ketika naskah didigital adalah Naskah Fiqih tentang Uallī. Tidak diketahui nama pengarang naskah milik Buya Apria Putra yang berasal dan disimpan di Batu Baraia, Tanjung Haro, Pakan Sabtu, Luhak, Lima Puluh Kota, Sumbar ini. Belum ditemukan pula nama penyalin maupun tahun penyalinannya. Bahan yang digunakan untuk alas naskah berupa Kertas Modern bergaris. Ditemukan sedikit kerusakan robek pada bagian pinggir naskah yang tidak memiliki sampul ini. Halaman awal naskah juga bolong-bolong sehingga teks pada bagian yang bolong dan robek tidak dapat dibaca secara utuh. Namun penjilidannya cukup kuat dengan menggunakan benang sebagai alat untuk menyatukan lembaran naskah. Karena menggunakan kertas modern, tidak ditemukan watermark pada alas naskah ini, juga tidak memiliki garis tebal dan tipis, garis panduan, dan kuras pada naskah.  Teks naskah sendiri dapat dibaca dengan jelas. Tidak terdapat scolia maupun marginalia pada naskah ini. Ketebalan naskah dikategorikan tipis, yaitu terdiri dari 17 lembar atau 34 halaman. Teks naskah cukup padat/rapat karena memenuhi setiap baris yang berjumlah sekitar 24 baris per halaman. Ukuran naskahnya sekitar 21 x 16,5 cm, sementara ukuran teksnya 17 x 13,5 cm. Penomoran pada halaman naskah tidak ditemukan, tetapi terdapat kata alihan sebagai tanda sambungan teks dari satu halaman ke halaman berikutnya. Teks naskah fiqih ini menggunakan aksara Arab, bahasa Arab dan Bahasa Melayu, sementara jenis khatnya bercorak riq’ah. Seluruh teks dituliskan dengan tinta berwarna hitam, sementara teks yang berfungsi sebagai rubrikasi, peralihan tema, dan penekanan pada pokok-pokok bahasan ditandai dengan kalimat bismillāhirramānirraīm. Tidak ditemukan halaman yang kosong pada naskah tersebut. Terdapat kolofon pada naskah ini yang berbunyi wa-Allāhu a’lam bi a-awāb wa allā Allāh alā sayyidinā Muammad wa ‘alā ālihi wa abihi wa sallam wa al-amdu lillāhi rabb al-‘ālamīn. Natījah arba’ah, 29, 1327 (1914 M.

 

Isi Ringkas:

Naskah ini berisi pembahasan fiqih terkait melafazkan niat di awal beribadah. Dalam analisisnya, pengarang naskah ini menyebutkan bahwa melafazkan niat bukannya sebuah kesunnahan, malah dianggap sebagai perbuatan bid'ah dalam Islam. Sebab hakikat niat, menurutnya, ialah di hati, bukan yang terucap di lidah, sehingga dalam kesimpulannya tidak benar bahwa melafazkan niat merupakan amal tercela dalam Islam.