[FIKIH SYARIAH]
LKK_SMRG 2017_RAH003 |
Bhs. Arab dan Jawa |
Aks. Arab dan Pegon |
Prosa |
FK |
124 hal/15 baris/hal |
27 x 19 cm 20 x 12.5 cm |
Kertas Dluwang |
Naskah ini tidak memiliki judul, namun dari isinya dapat dibaca bahwa naskah ini merupakan naskah yang berisi Fikih, sehingga diberi judul FikihSyariah. Naskah yang ditulis dengan bahasa Arab dan Jawa, dan aksara Arab dan Pegon ini, merupakan koleksi dari bapak Roch Aris Hidayat berdomisili di Perum Koveri Bringin, Ngaliyan-Semarang. Naskah ini diperoleh dari warisan keluarganya yang secara turun menurun diberikan kepada keluarga. Pengarang naskah dan penyalinnya tidak diketahui. Naskah ditulis di atas kertas Dluwang.
Naskah ini tidak lengkap karena halaman awal dan akhir sudah tidak ada. Demikian juga halamannya dengan sampul, naskah ini sudah tidak memiliki sampul.Nomor halaman juga tidak ditemukan. Tidak terdapat halaman kosong dalam naskah ini. Kata alihan ditemukan dalam teks, namun kolofon tidakditemukan. Iluminasi serta ilustrasi yang berhubungan dengan teks tidak ditemukan. Naskah ini dijilid dengan benang. Kertas sudah berwarna kuning, kusut, dan robek pinggir. Naskah ditulis dengan khat naskhi dengan tinta warna hitam.Teksnya masih terbaca dengan baik.
Naskah ini berisi beberapa teks di dalamnya. Dalam kuras pertama dijelaskan tentang fikih mualamah yang dimuat dalam bahasa Jawa dengan mengambil dalil dari kitab fikih Mazhab Syafii. Pada kuras kedua, menjelaskan fikih aqiqah, qurban, zakat, dan haji yang ditulis dalam bahasa Jawa juga dengan disertakan dalil dari al-Qur’an, Hadis, dan Kitab Ulama.
Kutipan awal :
“ījāb lan qabūl, intahā taqrīb. wa syartu ṣiḥḥatis salam, utawi syarat.e syah.e (salam) iku wolu “
Artinya: “ (ada teks yang berhubungan dengan sebelumnya tidak difahami) ijab dan qobul, selesai (penukilan) kitab taqrib. syarat sah salam, syarat sah salam ada delapan. “
Kutipan akhir :
“ walau ḍaraba rajulun imra’atan bi ḍarbin khāfīfatin au ṣafa‘a ‘uzira bi ‘asyrati ... wa inkana ḍarbahu bihā syadīdan “
Artinya: “ bila seorang lelaki memukul wanita dengan pukulan yang ringan, atau menampar, maka ia dita’zir dengan sepuluh...Meskipun pukulannya keras “