LKK_NTB2014_FTD07

INDARJAYA

 

LKK_NTB2014_FTD07

Bhs. Jawa Madya/sasak   

Aks. Jejawan

Prosa

TS

200hal/100 lempir/ 4baris per hal

27 x 3 cm

Daun Lontar

 

TASAWUF

Naskah dalam kondisi baik dan mudah terbaca, pemilik naskah adalah Fitriadi, tinggal di Lombok Barat NTB. Penyalin naskah disebutkan bernama Darwita. Ditulis di atas daun lontar dijilidengan takepan berjumlah 100 lembar menggunakan aksara jawa madya.

Naskah ini menceritakan tentang seorang yang bernama Indarjaya. bertutur tentang ihwal Indarjaya yang  beribadah dan belajar ilmu agama ke Syeikh Salamuddin. Indarjaya adalah seorang yang kritis yang mencari tahu tentang Islam dan berbagai persoalan yang berkaitan dengan kehidupan dunia dan akhirat, Indarjaya tidak pernah puas dengan jawaban-jawaban yang diberikan kepadanya oleh ulama yang ditanya.

 Cerita Indarjaya Sasak diduga merupakan hasil saduran dari cerita Bagenda Seh Mardam Jawa. Hal ini dilihat dari tradisi penulisan yang sama dengan di Jawa. Di samping itu teks Indarjaya dibangun berdasarkan sistem atau struktur macapat Jawa seperti guru laguguru wilangan dan guru gatra pada tiap-tiap pupuh  atau tembang (Aswandikari 2007:2). Di Sasak terdapat enam tembang atau pupuh yang sering dipakai dalam membangun  teks-teks naskah, yaitu pupuh Asmarandana, sinom, maskumambang, durma , pangkur dan dangdanggula. Di samping itu masyarakat  pembaca  Kitab Serat Menak (Jawa) mengenal juga tembang-tembang seperti girisa, kinanti, dan pucung. Masyarakat suku Bali yang di daerah Sasak dalam tradisi pembacaan naskah di samping mengenal jenis pupuh atau tembang di atas juga mengenal tembangSekar Agung yang terdapat pada naskah-naskah kakawin seperti kakawin Ramayana, Bharata Yuda, Sutasoma, Arjuna Wiwaha dan yang lain.

Cerita dalam naskah ini termasuk zaman peralihan, di antaranya adalah Hikayat Sahi Mardan atau Indrajaya dalam sastra Melayu, kemudian disadur ke dalam bahasa Jawa dengan judul Bagenda Seh Mardam dan dalam  bahasa Makasar dengan judul Kisah Syeh Mardan. Di Lombok lebih dikenal dengan judul Indarjaya.

Naskah Indarjaya sebagai sarana dakwah tasawuf juga dijadikan sarana penyembuhan anak kecil yang terlambat bisa berbicara.Padahal sudah saatnya dapat berbicara.Teks Indarjaya ini dibacakan pada episode saat Putri bisu  berteka –teki dengan Indarjaya.